Oleh Teuku Muh Guci SLANTUNAN
nyanyian Sunda terdengar nyaring dan merdu di sebuah kelas di SD Bojongloa 3, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu (23/1).
"Cing cangkeling manuk cingkleung cineten. Plos ka kolong bapa satar buleneng," demikian sepenggal lirik yang dinyanyikan sebanyak 64 guru dengan kompak.
Mereka pun terlihat gembira karena tak hanya menyanyikan satu judul lagu saja. Guru-guru ini seolah kembali pada masa kecilnya lantaran menanyikan sebanyak 20 lagu kaulinan barudak (permainan anak-anak). Sebab lagu-lagu yang mereka nyanyikan ini seolah hilang seiring majunya zaman.
Di balik kegembiraan dan kekompakan yang terlihat, puluhan guru ini sedang menjalani bimbingan teknik (Bintek) kaulinan barudak dan lagu-lagu Sunda untuk guru-guru SD se-Kecamatan Rancaekek. Nantinya guru-guru yang mewakili setiap SD di seluruh Kecamatan Rancaekek ini akan menyampaikan hasil bintek ini ke seluruh murid SD.
"Kegiatan ini untuk mengenalkan dan menjaga budaya kaulinan urang lembur agar tidak hilang di zaman digital dan globalisasi ini," ujar seorang perwakilan dari SD Kencana Indah 3, Titi Yuliata (54) ketika berbincang dengan Tribun di SD Bojongloa, kemarin.
Titi mencontohkan, permainan tradisional, seperti egrang, jajangkungan, paciwit-ciwit lutung, kelom batok, perepet jengkol, sorodot gaplok dan lainnya dipraktikan pada bintek kemarin. Menurutnya, permainan tersebut akan disampaikan kepada seluruh murid SD yang ada di Rancaekek.
"Ini nantinya semacam ekskul di sekolah, tapi waktunya tidak lama seperti ekskul pada umumnya. Ketika jam istirahat dan waktu senggang di sekolahnya masing-masing," ujar Titi.
Selain mengembangkan dan memperkenalkan kembali berbagai macam kaulinan barudak. Titi mengaku, berbagai kaulinan dan lagu urang lembur ini nantinya juga akan dilombakan mulai tingkat kecamatan sampai tingkat Kabupaten. Sebab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bandung mewacanakan lomba pasanggiri khusus kaulinan tingkat SD dalam waktu dekat ini.
"Tentunya sebagai orang Sunda kami semua sangat mengapresiasi kegiatan ini agar murid-murid sekarang tak terlena dengan majunya teknologi dan berkembangnya zaman," ujar Titi.
Hal senada juga dikatakan Lilis Hariani (49), perwakilan guru dari SD Permata Hijau. Ia begitu antusias dengan pelatihan yang hanya dilakukan sekali tersebut.
"Kalau bisa ke depannya bisa dilakukan terus. Tidak hanya ada wacana pasanggiri saja. Karena tidak semua guru tahu dengan kaulinan barudak dan lagu Sunda. Selain itu melestarikan budaya yang tergerus zaman," ujar Lilis.
Lilis pun memberi contoh tujuh bocah yang masuk sel lantaran membobol sebuah rumah mewah untuk bisa bermain online. Menurutnya, hal tersebut disebabkan anak-anak zaman sekarang tak mengenal budaya nenek moyang mereka.
"Anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain game online, sehingga mereka malas belajar dan mentalnya menjadi keras akibat bermain game itu," ujar Lilis.
Ia berharap, kaulinan barudak ini bisa menjadi mata pelajaran seperti muatan lokal. Bahkan ia ingin kegiatan seperti ini bisa disispkan dalam kurikulum pelajaran Bahasa Daerah meski pelajaran ini terancam akan dihapuskan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TK dan SD Kecamatan Rancaekek, Ependi Kurnia, menyambut positif dan mendukung penuh kegiatan Bintek tersebut. Ia pun setuju kegiatan ini terus dilakukan sampai para guru mengingat dan mengenal kembali budaya Sunda seperti lagu dan kaulinan barudak.
"Sekarang banyak guru, baik guru honorer dan guru PNS yang masih muda. Apalagi tidak semua guru memiliki pengalaman urang lembur. Karena itu kegiatan ini bermanfaat bagi yang guru-guru yang muda. Sedangkan untuk guru yang sudah lanjut mungkin menjadi ingat kembali," ujar pria yang juga menjadi Ketua DPD Sundawani Kabupaten Bandung ini ketika ditemui Tribun, kemarin.
Ependi mengatakan, budaya Sunda memang harus digalakkan agar anak-anak yang mentalnya mudah terpengaruh dengan lingkungan dan pergaulan ini bisa terhindar dari pengaruh buruk budaya barat.
"Ada ratusan kaulinan barudak yang mulai hilang. Dengan adanya penyampaian dari guru dan dilakukan ketika sekolah bisa membentengi anak-anak memiliki karakter urang Sunda yang sopan, ramah, santun, dan taat agama," ujarnya seraya menyebutkan ke-64 peserta Bintek itu dikenalkan dan dingatkan kembali sebanyak 30 kaulinan barudak dan 20 lagu kaulinan barudak. (*)