Motor Pak Guru Melaju Pakai Gas Elpiji

Written By Unknown on Sabtu, 12 Januari 2013 | 12.14

Sabtu, 12 Januari 2013 11:01 WIB

Deddi Rustandi
BUATAN SENDIRI - Motor milik Cece Wawan (baju biru), guru fisika di SMAN 1 Sumedang, memakai gas sebagai bahan bakar. Cece membuat konverter sendiri supaya bahan bakar bisa dikonversi ke gas.

Oleh Deddi Rustandi

MOTOR

matic Nopol Z 6172 AW tampil aneh di deretan motor yang diparkir di pelataran SMAN 1 Sumedang. Di antara motor milik para guru dan siswa ini, terselip motor milik guru Fisika, Cece Wawan (45), yang bagian belakangnya mengangkut tabung gas elpiji tiga kilogram berwarna melon.

Tak heran, motor guru yang tinggal di Blok 3 Perumahan Jatihurip, Desa Jatihurip, Kecamatan Sumedang Utara, itu kerap menjadi tontonan. "Motor saya memang harus membawa tabung gas elpiji karena menjadi bahan bakar motor menggantikan premium," kata Cece di SMAN 1 saat berbincang dengan Tribun, Jumat (11/1).

Guru fisika yang sudah mengajar sejak 1992 ini merakit sendiri konverter supaya bahan bakar motor kesayangannya bisa dikonversi ke gas. "Idenya sudah setahun ingin menggunakan bahan bakar gas, tapi mulai serius mengutak-atik sekitar dua bulan lalu," kata bapak tiga anak ini.

Ia tidak sendirian melakukan uji coba dan membuat konverter. "Saya ditemani pemilik bengkel bernama Didin membuat konverter. Mempelajari pembuatan diambil dari internet," katanya.

Selama dua bulan mereka mencoba membuat konverter mulai memodifikasi karburator bekas sampai membuat konverter dari pipa besi. "Pembuatan pertama motor bisa hidup ketika digas full tapi tidak langsam. Kemudian diperbaiki lagi dan gas bisa langsam tapi saat digas motor malah mati," katanya.

Percobaan terus dilakukan dan akhirnya, di pengujung Desember lalu, motor berbahan bakar gas ini bisa berjalan. "Sudah dua minggu motor ini bisa dipakai dan jarak tempuh sudah 70 km, tapi tabung gas 3 kg ini belum sempat diganti. Saat percobaan sebelumnya menghabiskan satu tabung gas," katanya. Biaya yang dihabiskan sekitar Rp 200 ribuan.

Ia mengaku dengan memakai bahan bakar gas terasa lebih irit. "Kalau pakai premium selama empat hari dipakai bolak-balik dari rumah ke sekolah itu menghabiskan Rp 10 ribu untuk beli premium," katanya. "Jarak rumah ke sekolah sekitar 4 km atau bolak-balik 8 km," katanya.

Menurut Cece, konverter buatannya ini masih butuh pembenahan lagi supaya modifikasi konversi ke bahan bakar gas bisa sempurna. "Suara motornya masih kasar dan butuh saringan udara," katanya.

Cece mengaku, tarikan motor dengan bahan bakar gas lebih ringan dan akselerasinya sangat responsif. "Kelemahannya suara masih kasar dan saya belum membuat tempat khusus menyimpan tabung gas. Tabung masih disimpan di belakang dengan diikat memakai karet dan dikunci gembok supaya tak ada yang mencuri tabungnya," kata dia sambil terkekeh.

Ia mengaku sebelumnya sempat menyimpan tabung gas itu di tengah motor dengan pijakan. "Tapi ternyata saya disangka tukang tabung gas dan sering ada yang mau membelinya. Selain itu saya juga punya warung dan sering berbelanja kesulitan menyimpan belanjaan sehingga dipilih disimpan di belakang," katanya.

Ternyata inovasinya ini dilirik orang lain. "Sudah ada yang memesan membuat konverter," katanya. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Motor Pak Guru Melaju Pakai Gas Elpiji

Dengan url

http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/01/motor-pak-guru-melaju-pakai-gas-elpiji.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Motor Pak Guru Melaju Pakai Gas Elpiji

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Motor Pak Guru Melaju Pakai Gas Elpiji

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger