Jumat, 30 November 2012 11:31 WIB
BILA
dalam suatu ujian harus bisa mengerjakan soal-soal dalam satu atau dua jam adalah hal yang biasa. Namun, terbayangkah bila harus mengerjakan soal-soal dalam waktu 24 jam. Terlebih soal-soal yang diberikan adalah soal-soal pemograman.Inilah yang dilakukan tiga mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka bahkan harus berkompetisi dalam mengerjakan soal-soal ini dengan mahasiswa lain dari seluruh penjuru dunia di ajang IEEExtreme 24-hour Programming Competition 2012 yang digelar oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) pada 20 Oktober lalu. Belum lama ini, hasilnya diumumkan dan ketiga mahasiswa ITB ini berhasil menjuarai lomba tingkat dunia ini.
Ketiga mahasiswa yang tergabung dalam tim Dongskar Pedongi ini adalah Ronny Kaluge, mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2010, Irvan Jahja dari Teknik Informatika 2009 dan Christianto Handojo (21), mahasiswa Teknik Informatika 2010.
Dekan STEI Prof Dr Ir Suwarno MT, pihaknya sangat bangga begitu tahu, tim ini berhasil mengalahkan mahasiswa dari negara lain yang ikut ajang ini.
Ditambahkannya, keikutsertaan mahasiswa ini bukan hanya sebagai prestasi saja, namun memiliki banyak keuntungan yang menjadi bekal mereka setelah lulus nanti. Bahkan, ujarnya, dua orang dari tim ini sudah ditawari bekerja di Google dan Facebook.
"Ini luar biasa. Mereka sudah ditawari bekerja sebelum lulus," katanya tanpa menyebut nama mahasiswanya yang ditawari bekerja di perusahaan terkenal dunia tersebut.
Chris menceritakan, IEEExtreme 24-hour Programming Competition 2012 adalah suatu kompetisi atau lomba pemograman antaruniversitas tingkat internasional. Kompetisi ini sudah digelar ke enam kalinya dan pada tahun ini diikuti sekitar 1841 tim dari berbagai universitas di dunia.
Ia sendiri baru pertama kali mengikuti ajang ini dan tidak menyangka akan menjadi juara mengalahkan ribuan tim lainnya.
"Lombanya online, bisa dimana pun. Dan tim kami pilih di kampus sendiri saja. Tapi walau di kampus sendiri, kompetisi ini fair, karena ada pengawasnya juga," kata anggota tim termuda ini saat ditemui pada acara jumpa pers STEI Innovation Day 2012 di Gedung Labtek VIII STEI ITB, Kamis (29/11).
Untuk lomba ini, ujarnya, ia dan tim harus mengerjakan soalsoal pemograman secara online. Saat itu, mereka harus mengerjakan sekitar 20 soal pemograman dan hanya dalam waktu 24 jam. Soal pemograman tidak sama dengan soal ujian tertulis umumnya. Mereka, misalnya harus memecahkan suatu program atau menebak suatu program. Untuk level soal, ada yang mudah sampai sulit. Setiap soal akan langsung dinilai. Dari 20 soal, timnya berhasil meraih poin penuh untuk 16 soal. Sisanya juga berhasil mendapat poin cukup bagus.
Disinggung persiapan untuk menghadapi kompetisi dunia ini, Chris yang memang sudah hobi dengan pemograman ini mengaku tidak ada persiapan khusus. Selain saat kuliahnya banyak mempelajari tentang pemograman, ia sendiri memang senang dengan bidang tersebut. Persiapan yang dilakukan justru adalah persiapan fisik karena harus standby selama 24 jam.
"Yah kita gantian saja, misalnya siapa yang istirahat digantikan, atau saat makan. Yang jelas satu orang harus tetap stand by di depan komputer. Tapi seringnya sih kita stand by, karena kan harus saling bantu," kata mahasiswa asal Jakarta ini.
Meski sudah bisa tahu nilainya, namun mereka tidak lantas tahu menjadi juara karena semua jawaban dari setiap tim atau peserta akan diverifikasi dulu sebelum diumumkan. Dan pada pertengahan November lalu, timnya mendapatkan hasil yang diumumkan melalui Website IEEE, email, serta Facebook. Timnya berhasil menjuarai kompetisi ini.
"Yah seneng. Kalau hadiah, belum tahu nih, belum dibicarakan lagi sama teman-teman, nanti aja kali yah mau gimana nih hadiahnya," katanya.(*)