BILA diperhatikan, kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015 seperti undur-undur karena kick off-nya diundur terus. Dampaknya bukan hanya tarung Persib versus Persipura batal digelar sesuai agenda awal tapi (ini yang lebih parah), dunia makin mengenal wajah sepak bola Indonesia yang buruk rupa.
Tidak mau kena damprat FIFA, Kemenpora sampai harus mengirim surat ke organisasi sepak bola dunia tersebut untuk memberikan alasan soal ditundanya kick off kompetisi LSI.
Ditundanya kick off LSI 2015, konon sebagai upaya membenahi kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu. Pembenahan harus terus dibenahi di luar dan di dalam lapangan. Salah satu pembenahan di luar lapangan, misalnya jangan sampai ada klub peserta LSI yang ternyata bermasalah dari segi keuangan sehingga terancam "menyerah" sebelum kompetisi usai.
Jangan pula ada klub yang di kemudian hari terbukti menunggak gaji pemain. Soal penonton sepak bola yang gemar tawuran, juga harus bisa dikikis.
Pembenahan di dalam lapangan, misalnya soal kinerja dan profesionalisme wasit yang terus menjadi sorotan. Perilaku pemain yang tidak profesional dan mengingkari fairplay dan sportivitas, juga menjadi pekerjaan yang belum selesai dituntaskan.
Kondisi seperti ini membuat (kompetisi) sepak bola di tanah air selalu gagal mendekati kualitas kompetisi di negara-negara sepak bola seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman.
Ketika kualitas kompetisi di sebuah negara masih di bawah standar, maka akan berdampak buruk pada timnas mereka. Pasalnya bagaimana bisa menjaring pemain yang berkualitas, baik dari segi teknik bermain maupun mentalnya, bila kompetisinya amburadul.
Anda sedang membaca artikel tentang
Undur-undur Kompetisi LSI
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2015/02/undur-undur-kompetisi-lsi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Undur-undur Kompetisi LSI
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar