BANDA ACEH, TRIBUN - Imam dan bilal Masjid Jamik Lamteuba, Kecamatan Seulimum, Aceh Besar, Tgk Mahmud, dibunuh secara sadis dalam perjalanan menuju masjid untuk mengumandangkan azan subuh.
Peristiwa itu terjadi pada 21 April lalu pukul 04.00 WIB. Pihak keluarga meminta polisi untuk segera mengungkap dan menangkap pembunuh Tgk Mahmud, yang merupakan warga Gampong Blangtingkeum.
Anak kelima korban, Nuryamni, yang mendatangi redaksi Serambi, Selasa (29/4), menuturkan peristiwa yang menimpa ayahnya tersebut.
Menurut dia, saat itu, korban berjalan kaki menuju Masjid Jamik Lamteuba, yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah. Menurut Nuryamni, diperkirakan, korban dieksekusi 50 meter dari rumahnya dengan menggunakan senjata tajam.
Tgk Mahmud mengembuskan napas terakhir pada subuh itu dengan luka parah di leher, wajah, dan kepala. Kejadian berdarah itu cukup menggegerkan warga di kawasan Lamteuba. Akibat pembunuhan terhadap sang bilal itu, subuh, 21 April, di Masjid Jamik Lamteuba otomatis tak ada azan dan lantunan ayat Al Quran sebagaimana biasa yang dilakukan oleh Tgk Mahmud.
Nuryamni meminta pihak kepolisian segera mengungkap kasus pembunuhan terhadap ayahnya dan menangkap pelaku. Korban, menurut Nuryamni, yang didamping Bukhari, selama ini tidak pernah punya musuh.
Nuryamni mengatakan, saat kejadian itu, korban tinggal sendirian di rumah karena istrinya sedang berobat di Banda Aceh.
"Keluarga ingin keadilan dan pembunuh ayah saya segera ditangkap," harap Nuryamni yang didampingi suaminya, Bukhari Ridwan.
Dia juga berharap masyarakat bisa bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap pembunuhan secara keji tersebut.
Kasat Reskrim Polres Aceh Besar Iptu Diego Aries Kakori, melalui Kapolsek Seulimeum Iptu Yulizar Lubis, yang dikonfirmasi Serambi kemarin, mengatakan, hingga kini polisi masih mengejar pelaku pembunuhan tersebut. Pihaknya sedang menyelidiki kasus pembunuhan itu supaya cepat terungkap siapa pelakunya.
Menurut Iptu Yulizar Lubis, Polsek Seulimeum telah bekerja sama dengan Reskrim Polres Aceh Besar agar pembunuhan ini dapat segera terungkap.
"Ada beberapa orang yang telah kita panggil untuk dimintai keterangannya," ujarnya.
Menurut Nuryamni, subuh 21 April begitu sunyi. Tak ada suara imam mengaji di Masjid Jamik Lamteuba. Warga pun lelap dalam tidur. Tak ada yang pergi menuju ke masjid karena subuh itu berbeda dari biasanya.
Korban pertama kali dilihat justru oleh keponakannya, Fauzi, yang bersama kawannya pulang dengan mengendarai mobil dari Banda Aceh menuju kampung tersebut sekitar pukul 05.30 WIB, atau lebih kurang satu jam setelah korban dieksekusi.
Fauzi, yang tak tahu mayat yang terbujur kaku itu adalah Tgk Mahmud, langsung melapor ke warga. Fauzi, kata Nuryamni, langsung pingsan setelah mengetahui mayat yang bersimbah darah tersebut merupakan pamannya sendiri. Ia perlu beberapa hari dapat pulih dari tempat tidur setelah peristiwa subuh itu. (kompas.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Bilal Masjid Tewas Saat Berangkat untuk Kumandangkan Azan Subuh
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2014/04/bilal-masjid-tewas-saat-berangkat-untuk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bilal Masjid Tewas Saat Berangkat untuk Kumandangkan Azan Subuh
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bilal Masjid Tewas Saat Berangkat untuk Kumandangkan Azan Subuh
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar