PEKANBARU, TRIBUN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegur aparat Pemerintah Provinsi Riau terkait terjadinya kabut asap yang terus berulang di Riau. Parahnya bencana asap di Riau tidak bisa digolongkan sebagai bencana alam karena unsur kesengajaan sangat dominan.
Presiden Yudhoyono mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan jajaran pemerintah daerah, Polri, TNI, dan pengusaha Riau, di kompleks kediaman Gubernur Riau, Minggu (16/3). Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Gubernur Riau Anas Maamun hadir pada pertemuan itu.
Presiden mengapresiasi jajaran pemerintah daerah, TNI/Polri, dan pengusaha Riau yang telah bekerja menangani bencana asap. Namun, Presiden mengatakan tidak suka apabila ada pihak yang menyebut bencana asap terjadi karena api muncul dengan sendirinya sebagai pengaruh alam, cuaca ekstrem, dan lahan gambut. Provinsi lain juga memiliki lahan gambut, tetapi tidak terjadi bencana asap seperti di Riau.
"Sebanyak 70 persen biang keladinya karena ada orang yang membakar. Kalau yang membakar ini bebas merdeka, tidak mendapat sanksi yang setimpal, tidak ada efek jeranya," ujar Presiden.
Ia mengajak jajaran pemerintah daerah dan TNI/Polri untuk menjadi bagian dari solusi serta tidak melanggar sumpah jabatan sehingga Riau dan Indonesia selamat. Presiden berjanji, setelah masa tiga minggu operasi terpadu pemadaman api dan asap, pemerintah akan menyiapkan paket kebijakan dan program aksi untuk menyelesaikan persoalan bencana asap secara lebih mendasar. Beberapa masalah yang harus dituntaskan, menurut Presiden, adalah soal penguasaan tanah secara tidak benar, pembalakan liar, dan upaya mencari uang dengan membakar lahan.
Sebelum pertemuan, kemarin Presiden melakukan kunjungan mendadak ke Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau. Di sebuah sekolah dasar, ia bertemu dengan sejumlah warga. Mereka menceritakan masalah kebakaran lahan yang menyulitkan kehidupan petani. Padahal, api muncul dari lahan yang tidak dikuasai petani.
Mengungsi
Akibat kabut asap yang pekat sejak Jumat (14/3), sebanyak 183 warga Desa Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, diungsikan ke Kantor Balai Pembibitan dan Pelatihan Pertanian Siak sejak Sabtu (15/3) petang. Keputusan pengungsian dilakukan Bupati Siak Syamsuar.
"Hari Sabtu kemarin, kondisi di desa itu memang sangat buruk. Camat dan kepala dinas saya melaporkan, lima warga desa itu mengalami sesak napas dan harus dirawat di rumah sakit," kata Syamsuar, Minggu.
Syamsuar mengatakan, kebakaran di Desa Buantan Besar cukup parah melanda lahan kosong dan perkebunan milik warga. Kabut asap berangsur berkurang setelah hujan lebat pada Minggu pagi.
Hujan yang mengguyur Pekanbaru dan Provinsi Jambi juga membuat kabut asap berkurang. Aktivitas di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sudah dimulai meski belum normal.
Kabut asap di sejumlah wilayah di Sumatera Barat sejak Sabtu lalu juga berangsur berkurang. Kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada Senin ini. Namun di Kabupaten Agam, kegiatan belajar mengajar siswa TK dan SD, terutama di Agam timur, baru akan normal lagi pada Selasa. (kompas.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Presiden Tegur Aparat Riau
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2014/03/presiden-tegur-aparat-riau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Presiden Tegur Aparat Riau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar