JAKARTA, TRIBUN - Layanan Telkom Flexi dan Indosat StarOne, berencana mengganti basis teknologinya dari CDMA menjadi E-GSM. Bagaimana dengan operator CDMA Smartfren?
Smartfren yang lekat dengan merek smartphone Andromax ini ternyata tetap yakin dengan basis teknologi CDMA.
Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys meyakini CDMA dapat bersaing di Indonesia. Perusahaan kini mengimplementasikan jaringan EV-DO Rev B dan justru terus memperbarui teknologi menuju Data Optimized (DO) Advanced.
Ia mengatakan, teknologi DO Advanced telah tersedia di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. Teknologi hasil kerjasama dengan Qualcomm ini, digunakan untuk mengantisipasi kenaikan trafik data (internet).
Jika nanti Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat aturan main 4G LTE, Smartfren pun berencana memperbarui teknologinya ke LTE. "Tentu kita tidak boleh ketinggalan teknologi sebagai penyelenggara telekomunikasi. LTE adalah dunia 4G," katanya saat dihubungi KompasTekno, Kamis (19/13/2013).
Merza mengomentari rencana Flexi dan StarOne yang hendak beralih ke GSM. Menurutnya, rencana itu didasarkan karena grup Telkom dan Indosat telah memiliki jaringan GSM. Akan tetapi, peralihan teknologi itu dimungkinkan jika ada izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Melihat pesaingnya berencana beralih ke GSM, Smartfren tak mau latah beralih ke GSM. Secara teknis, teknologi GSM (yang berasal dari Eropa) dan CDMA (dari Amerika Serikat) sangat berbeda. "Jika kami beralih ke GSM, ini berarti semua jaringan kami harus ganti. Kami tidak membayangkan kalau itu sampai terjadi," tutur Merza.
Di antara pemegang saham Smartfren, juga tidak pernah ada pembicaraan untuk beralih teknologi ke GSM.
Menyediakan perangkat CDMA
Pihak Telkom dan Indosat berpendapat, teknologi CDMA tidak berkembang. Ekosistemnya juga tidak didukung oleh produsen perangkat telekomunikasi. Tak mengherankan jika di pasar lebih banyak ponsel dan tablet yang mendukung GSM dibandingkan CDMA.
Smartfren selama ini mendatangkan ponsel, tablet, dan modem berbasis CDMA untuk mengatasi masalah tersebut. Merza mengklaim, langkah itu merupakan strategi perusahaan untuk menyediakan perangkat dengan banyak fitur dan harga terjangkau, agar pelanggan mendapatkan pengalaman terbaik.
"Kenyataannya, Smartfren Andromax diterima masyarakat Indonesia. Handset-nya canggih, dan yang terpenting sesuai kantong konsumen," tutur Merza.
Menurut data lembaga riset IDC, Smartfren kini berada di peringkat kedua sebagai perusahaan yang mengirimkan ponsel pintar terbanyak di Indonesia melalui lini produk Andromax. Smartfren mengirimkan 339.000 unit ponsel pintar pada kuartal ketiga 2013.
Capaian itu mengalahkan BlackBerry yang menempati peringkat ketiga produsen ponsel pintar terbesar di Indonesia, dengan 330.000 unit pengiriman ponsel pintar di kuartal ketiga 2013. Posisi pertama masih ditempati Samsung yang mengirimkan 1.054.000 unit ponsel pintar.
Hingga kuartal ketiga 2013, Smartfren memiliki 12,5 juta pelanggan, dan 5,5 juta di antaranya adalah pelanggan data.
Perusahaan telah membangun base transceiver station (BTS) di Jawa, Bali, Sumatera, dan kota besar di Sulawesi. Sepanjang 2013, Smartfren juga memperluas bisnisnya dengan membuka galeri yang totalnya telah mencapai 185 galeri di seluruh Indonesia. (kompas.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Flexi dan StarOne Tinggalkan CDMA, Smartfren Masih Optimistis
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/12/flexi-dan-starone-tinggalkan-cdma.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Flexi dan StarOne Tinggalkan CDMA, Smartfren Masih Optimistis
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Flexi dan StarOne Tinggalkan CDMA, Smartfren Masih Optimistis
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar