CIREBON, TRIBUN - Kesunanan Surakarta akan menampilkan Tari Bedhaya Duradasih dalam Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara (GCSKN) 2013 di Cirebon, Sabtu (30/11) malam. Tarian tersebut dibawakan sembilan orang penari.
Tari Bedhaya Duradasih diciptakan Paku Buwono IV sebelum menjadi raja atau masih berstatus putera mahkota dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunagara. Nama duradasih bermula ketika Paku Buwono IV diminta ayahanda, Paku Buwono III untuk menikah dengan RA Handaya, putri dari Madura.
Semula, Paku Buwono IV menolak permintaan ayahandanya. Namun pada akhirnya beliau jatuh cinta pada RA Handaya.
Tari Bedhaya Duradasih memiliki ciri khas yakni iringan tarian mempergunakan instrumen kemanak, yakni instrumen yang berbentuk seperti buah pisang (tong tong) yang berlubang memanjang di tengah-tengah. Suara yang dihasilkan instrumen ini menyerupai burung merak.
Tarian tersebut menggambarkan keindahan gerak tarian dan syair. Selain itu juga mengandung makna bahwa manusia dalam mencapai tujuan kesempurnaan hidupnya, hendaknya selalu menggunakan tatakrama dan aturan yang berlaku.
Sementara itu, sembilan orang penari melambangkan pengendalian hawa nafsu. Angka sembilan berkenaan dengan sembilan lubang dalam tubuh yang mengendalikan keinginan manusia.
GCSKN 2013 diadakan di Cirebon, Sabtu (30/11) hingga Minggu (1/12). Acara diisi pagelaran seni dari 20 kesultanan atau kerajaan di Nusantara, pameran benda pusaka, dan sarasehan para sultan dan raja. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Tarian Ciptaan Paku Buwono IV Akan Ditampilkan di GCSKN
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/11/tarian-ciptaan-paku-buwono-iv-akan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tarian Ciptaan Paku Buwono IV Akan Ditampilkan di GCSKN
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tarian Ciptaan Paku Buwono IV Akan Ditampilkan di GCSKN
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar