Abah Pay Merasa Rumahnya Jadi Kuburannya

Written By Unknown on Senin, 18 November 2013 | 12.14

Oleh Rhea Febriani Tritami

AIR mata Adang Sutisna (51) bercucuran ketika menceritakan kondisi rumahnya. Lelaki yang tinggal seorang diri ini bisa saja terkubur di rumahnya sendiri karena tak lagi ada kerangka untuk menyangga genting rumahnya.

Rumah Adang, atau yang akrab dipanggil Abah Pay, beralamat di Jalan Babakan Cianjur 61 RT 01/RW 07, Kelurahan Campaka, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Dari luar, rumah yang berada di gang kecil tersebut tampak mengenaskan. Di pintu masuk harus dipasang seng setinggi lutut agar tidak kebanjiran di saat hujan. Genting bagian kiri rumahnya juga sudah mulai bergeser karena penyangganya hampir rubuh.

"Kalau saya meninggal, tidak perlu dikuburin. Tinggal pasang patok saja di depan rumah. Rumah ini sudah jadi kuburan saya," ujar Abah Pay saat rumahnya dikunjungi pada Minggu (17/11). Pernyataannya ini sebagai bentuk kepasrahan karena kapan saja rumahnya bisa rubuh hanya dengan sekali hantaman badai.

Abah Pay bercerita, ia memiliki rumah berukuran 22 meter persegi tersebut sejak 5 April 2000. Pada 18 Desember 2010, rumahnya dihantam angin topan yang menyebabkan kerangka genting ambruk. Kini, untuk menyangga genteng rumah, hanya menggunakan terpal.

"Saya sangat hafal tanggal rumah saya mulai hancur. Itu bertepatan dengan peristiwa pahit hidup saya yang tidak bisa saya ceritakan," ujar Abah Pay. Pada saat itu, ia mulai tinggal seorang diri.

Abah Pay mengatakan, saat hujan seketika rumahnya tergenang karena air bocor di sana sini. Di ruang tengah, ia menyiapkan banyak kaleng biskuit, tapi bukan untuk disajikan, melainkan untuk menadah air yang bocor dari atapnya. Kondisi paling parah di kamar mandi dan kamar tidur. Sebagian plafon terkuak sehingga Abah Pay memilih tidur di ruang tengah meski tetap terganggu tetesan air ketika hujan.

Abah Pay harus mengandalkan kebaikan para saudara dan tetangganya untuk memperbaiki rumah seadanya atau membantunya mengeringkan lantai dari genangan air. Kedua kakinya sudah tak bisa digerakkan lagi dan harus menggunakan kursi roda untuk aktivitas sehari-hari.

"Saya pakai kursi roda sejak tahun 1996. Dulu waktu umur 10 tahun pernah ketimpa bangku. Tahun 1996 kaki mulai terasa kram dan enggak bisa bergerak," katanya. Meski merasa sehat, ia mengatakan dirinya didiagnosis berpotensi penyakit jantung, ginjal, prostat, gula darah, dan kencing batu.

Cukup mencengangkan, ketika ditanya berapa anaknya, Abah Pay berkata memiliki 50 anak. "Saya dan teman-teman di organisasi punya 50 anak yatim yang diasuh. Kalau ada bantuan untuk anak-anak, didiskusikannya di rumah ini," kata Abah Pay, yang aktif di organisasi juga di partai politik.

Abah Pay mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kota Bandung. Sejak masa kepemimpinan Dada Rosada, ia sudah mengajukan proposal perbaikan rumah. Tapi tak digubris. Ia pun skeptis saat mendengar rencana bedah 1.500 rumah kumuh kerja sama Pemkot Bandung dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Ia nilai hal tersebut masih angan-angan.

"Tapi saya masih berharap bantuan datang, entah dari mana. Mudah-mudahan ada dermawan. Kalau pada birokrasi, saya sudah muak. Saya sudah banyak dikecewakan," ujar Abah Pay.

Dedi Parada (41), yang tinggal di sebelah rumah Abah Pay, sering membantu memperbaiki atap rumah. Namun untuk rumah bagian kiri Abah Pay, ia mengaku tak berani memperbaikinya. "Ini batanya sudah banyak yang jatuh. Penyangganya juga sudah miring. Kalau mau dibetulkan, takutnya malah roboh  semua," katanya.

Dedi mengatakan, ia hanya bisa membantu seadanya. Apalagi warga di daerah tersebut juga sangat sibuk membenahi rumahnya sendiri kalau hujan lebat turun, karena bisa banjir hingga selutut. "Gorong-gorongnya sudah mampet. Kami sudah ajukan ke Pak RT untuk perbaikan gorong-gorong, tapi Pak RT sendiri rumahnya juga kebanjiran," ujar Dedi. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Abah Pay Merasa Rumahnya Jadi Kuburannya

Dengan url

http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/11/abah-pay-merasa-rumahnya-jadi-kuburannya.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Abah Pay Merasa Rumahnya Jadi Kuburannya

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Abah Pay Merasa Rumahnya Jadi Kuburannya

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger