Pelamar ke RSUD Diminta Setor Rp 25 Juta

Written By Unknown on Sabtu, 28 September 2013 | 12.14

* Perekrutan Tenaga Non-PNS RSUD Cianjur Diduga Curang

CIANJUR, TRIBUN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Cianjur mengadakan proses perekrutan tenaga non-pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengisi kebutuhan seperti tenaga medis dan tenaga bukan medis di awal September ini. Namun pelaksanaannya diwarnai dengan dugaan kecurangan. Di antaranya pemungutan sejumlah uang untuk mempermudah pelamar menjadi tenaga kerja rumah sakit.

Uang itu pun menjadi jaminan bagi calon tenaga kerja tanpa harus kesulitan mengikuti sejumlah tahapan seleksi. Nilai uang pelicin yang diminta pun bervariasi dan mencapai puluhan juta rupiah.

Sebut saja Juliet (21), bukan nama sebenarnya. Pelamar asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini nekat melamar ke RSUD Cianjur lantaran ditawari menjadi karyawan RSUD Cianjur tanpa harus mengikut tahapan seleksi. Alasan itulah yang membuatnya mengurungkan niat melamar ke RSUD Cibabat, Cimahi. Syaratnya, Juliet harus menyerahkan sejumlah uang pelicin yang nilainya puluhan juta.

"Iya, saya memang ditawarin lewat jalur belakang. Bilangnya sih ada jatah. Karena itu saya diminta untuk mempersiapkan uang untuk bisa mendapatkan jatah itu. Untuk persiapan diminta Rp 15 juta awalnya," kata Juliet kepada Tribun melalui ponselnya, Rabu (26/9).

Juliet kembali diminta untuk menyediakan uang Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Besar uang itu diminta untuk persiapan jika lolos tes ujian tertulis dan wawancara. "Bilangnya untuk persiapan aja dulu dengan menyiapkan uang sebesar itu (Rp 20 juta sampai Rp 25 juta, Red)," kata Juliet.

Mengikuti seleksi sesuai dengan prosedur, Juliet ternyata tak lolos ujian tertulis dan wawancara. Pasalnya, ia memang tak menyanggupi untuk membayar uang pelicin lebih dari Rp 15 juta. Itu sebabnya ia memilih pasrah ketika mengikuti seleksi penerimaan tenaga medis di RSUD Cianjur.

"Memang tidak lolosnya saya ketika mengikuti ujian tertulis dan wawancara tidak dijelaskan alasannya. Tapi saya mendengar teman ada yang lolos lewat jalur seperti saya. Entah berapa uang yang dibayarnya. Selain itu juga ada teman yang lolos lewat jatah jalur saudaranya yang bekerja di rumah sakit," kata Juliet.

Tawaran yang sama diterima Melati (23), juga bukan nama sebenarnya. Pelamar asal Kabupaten Cianjur ini dijanjikan bisa menjadi karyawan RSUD Cianjur tanpa harus mengikut tahapan seleksi. Syaratnya pun sama dengan Juliet, yakni harus menyerahkan uang pelicin yang nilainya puluhan juta.

"Memang sempat ada yang menawarkan bisa membantu. Tapi saya tidak begitu mengetahui negosiasinya. Sebab, komunikasinya langsung dengan orang tua saya. Saya pribadi sibuk kerja di luar," kata Melati kepada Tribun melalui ponselnya, Rabu (26/9).

Melati mengakui, adanya tawaran masuk RSUD Cianjur dengan membayar sejumlah uang memang sudah didengarnya pada penerimaan tenaga kerja tahun kemarin. Pasalnya, sejumlah temannya ada yang sudah menjadi tenaga medis di rumah sakit tersebut meski tidak banyak. Alasan itu juga yang membuat orang tuanya menyiapkan sejumlah uang untuk persiapan menjadi calon tenaga medis rumah sakit itu.

"Orang tua sendiri mau membayar uang agar saya bisa bekerja di RSUD Cianjur. Hanya saja, saya pikir buat apa buang-buang uang kalau tidak berkah hasil akhirnya. Makanya saya antara berminat tidak  berminat mengikuti seleksi di RSUD Cianjur," kata Melati.

Melati memang tidak lolos seleksi pada tahapan ujian tertulis dan wawancara. Namanya tak tercantum di papan pengumuman meski orang tuanya sudah menyiapkan sejumlah uang untuk bisa menjadi tenaga medis di RSUD Cianjur.

"Kalau dibilang adil, ya tidak, karena zaman sekarang politiknya seperti itu. Kalau ada uang, baru bisa lolos, dan semuanya seperti itu rata-rata. Dan mungkin memang belum rezeki saya," kata Melati.

Ditawari Rekan
Tawararan dengan cara yang berbeda dialami Mawar (21), yang minta identitasnya tidak dipublikasikan. Untuk bisa menjadi tenaga non-PNS di RSUD Cianjur, kata Mawar, ia ditawari rekannya yang terlebih dulu sudah menjadi tenaga medis di RSUD Cianjur. Ia pun sudah menyetorkan uang pelicin yang diminta rekannya sebesar Rp 15 juta.

"Waktu ada pendaftaran di RSUD Cianjur, saya ditawari teman, katanya bisa lewat jalur belakang. Setelah menyetor saya diminta membuat lamaran lewat dia. Tapi selanjutnya saya disuruh buat lamaran lagi untuk menyerahkan sendiri ketika pendaftaran," kata Mawar ketika dimintai keterangannya, beberapa waktu lalu.

Namun keinginannya untuk bekerja di Kabupaten Cianjur ternyata gagal. Ia gagal dengan alasan tidak lulus di tahapan ujian tertulis. "Uangnya memang dikembalikan, tapi ketika dikembalikan saya diminta menambah jumlah uangnya jika ingin lolos. Katanya, kalau ada dana lebih, masih bisa diusahakan," kata Mawar. (*)

* Berita selengkapnya bisa dibaca di harian pagi Tribun Jabar, edisi Sabtu (28/9/2013)


Anda sedang membaca artikel tentang

Pelamar ke RSUD Diminta Setor Rp 25 Juta

Dengan url

http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/09/pelamar-ke-rsud-diminta-setor-rp-25-juta.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pelamar ke RSUD Diminta Setor Rp 25 Juta

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pelamar ke RSUD Diminta Setor Rp 25 Juta

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger