Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Zezen Zainal Muttaqin
SENYUM lebar dan mata yang berbinar-binar terlihat jelas di wajah keriput Iha Soliha (65), tokoh masyarakat Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dengan suara lantang, pria berusia 65 tahun itu juga tampak begitu bersemangat meminta Bupati KBB, H Abubakar, untuk melihat secara langsung hasil karyanya bersama warga.
Berkat kerja keras dan kerja sama warga di dua desa bertetangga tapi beda kecamatan, yakni warga Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, dan Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), jalan penghubung yang sudah dicita-citakan warga kedua desa sejak puluhan lalu akhirnya dapat diwujudkan.
Luar biasanya, jalan tembus sepanjang 6 kilometer itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat di kedua desa. Selama bertahun-tahun warga di kedua desa, tanpa lelah, membelah gunung, perbukitan, serta lembah dan menyulapnya menjadi jalan.
Iha mengaku sudah sejak puluhan tahun lalu membayangkan kedua desa itu akan terhubung seperti saat ini. Terlebih, jalan penghubung yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat itu bukan hanya merupakan jalan setapak, melainkan jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kami sangat bersyukur cita-cita besar yang didambakan sejak puluhan tahun lalu akhirnya dapat terwujud," kata Iha dalam bahasa Sunda, di Desa Margaluyu, Kamis (16/10/2014).
Pria yang sebagian rambutnya mutih itu bercerita mengenai suka-duka yang dialaminya ketika membangun jalan penghubung tersebut. Jalan penghubung itu dirintisnya lebih dari 20 tahun lalu ketika ia menjabat sebagai kepala desa Margaluyu.
Ketika itu, idenya untuk menghubungkan kedua desa banyak mendapat tantangan, bahkan cemoohan, dari warga. Namun, tantangan itu tidak sedikit pun menyurutkan niatnya untuk tetap mewujudkan rencananya untuk membangun jalan tembus meski melalui kawasan hutan.
"Saya datangi satu per satu para pemilik lahan. Saya lobi, hingga akhirnya mereka secara ikhlas mengizinkan lahannya dipakai jalan. Tidak ada sepeser pun uang yang kami keluarkan," kata Iha.
Untuk mewujudkan jalan tembus itu, Iha dan beberapa tokoh masyarakat lainnya tanpa lelah mendatangi satu per satu sekitar 174 orang pemilik lahan yang akan dilalui jalan penghubung.
Selain itu, Iha harus bersusah payah meyakinkan Perhutani karena sebagian lahan yang dilalui jalan tembus itu merupakan lahan milik Perhutani.
"Sekarang jalan penghubung ini sudah tersambung meski seluruh jalannya masih berupa tanah. Ini kebanggaan kami dan masyarakat," kata dia seraya berharap Pemkab KBB akan membantu melanjutkan pembangunan jalan penghubung dua kecamatan itu.
Saepudin, tokoh masyarakat lainnya, menyatakan jalan tembus yang menghubungkan Margaluyu dan Sarimuktu itu sangat besar manfaatnya bagi ribuan warga di dua desa tersebut dan di desa- desa lainnya. Pasalnya, setelah ada jalan penghubung itu, warga Margaluyu hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke Cipatat atau Rajamandala dan sebaliknya.
"Sebelumnya kami harus melalui jalan memutar dengan menempuh waktu lebih dari satu jam," ujar Saepudin.
Saepudin berharap Pemkab KBB dapat segera mengaspal jalan penghubung sepanjang 6 kilometer tersebut. "Sebab, ketika turun hujan, kendaraan kayaknya tidak bisa lewat jalan ini karena seluruh badan jalannya masih berupa tanah," ujar pria berpeci ini.
Ia pun meyakini jalan penghubung kedua kecamatan itu juga akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi masyarakat di kedua kecamatan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan perekenomian masyarakat di dua desa bertetangga itu.
Kepala Desa Margaluyu, Tita Rosita, juga begitu senang akhirnya jalan penghubung yang dicita- citakan warga sejak puluhan tahun lalu itu dapat terealisasi. Terlebih, kata dia, jalan penghubung itu merupakan hasil karya dan gotong royonh masyarakat di kedua desa. "Ada ribuan warga yang terlibat dalam pembangunan. Jalan sudah terhubung, tinggal diaspal saja," kata Tita.
Bupati Bandung Barat, Abubakar, mengaku sangat mengapresiasi upaya Iha dan warga di kedua desa bertetangga itu. Ia berjanji akan menganggarkan dana khusus untuk membangun jalan tembus yang melalui kawasan hutan dan perbukitan tersebut.
"Yang paling realistis itu dianggarkan tahun 2015 karena sekarang anggaran kita sedang jalan. Jadi belum dianggarkan untuk jalan ini," kata Abubakar sambil tersenyum saat meninjau langsung jalan tembus tersebut.
Rencananya, pembangunan jalan tersebut akan lebih difokuskan pada pembenahan kualitas jalan, mulai pengerasan badan jalan, pembangunan gorong-gorong, hingga membenahi beberapa titik rawan longsor di sepanjang jalur tersebut. (zam)
Berita selengkapnya baca Tribun Jabar edisi cetak hari ini, Jumat (17/10/2014). Follow akun twitter: @tribunjabar dan facebook: baladtribun untuk mendapatkan info terkini.
Anda sedang membaca artikel tentang
Setelah Puluhan Tahun Jalan Tembus Cipeundeuy - Cipatat Terwujud
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2014/10/setelah-puluhan-tahun-jalan-tembus.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Setelah Puluhan Tahun Jalan Tembus Cipeundeuy - Cipatat Terwujud
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Setelah Puluhan Tahun Jalan Tembus Cipeundeuy - Cipatat Terwujud
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar