GARUT, TRIBUN - Setelah KPK menetapkan Menteri Agama RI, Suryadharma Ali, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa haji, sejumlah haji asal Kabupaten Garut berharap pelayanan haji tahun ini dan selanjutnya akan jauh lebih baik.
H Dadang Johar Arifin MM, warga Garut yang pergi berhaji pada 2008 dan 2012 mengatakan tidak terdapat peningkatan yang spesifik terhadap pelayanan haji dari pemerintah. Walaupun merupakan jamaah haji dengan jumlah terbesar di dunia, Indonesia dinilai tidak dapat bernegosiasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mendapat pelayanan terbaik.
"Pelayanan haji Indonesia terus kalah oleh Malaysia dan Turki yang selalu mendapat penginapan lebih bagus dan dekat dengan masjid, makanan lebih layak, dan transportasi lebih bagus tetapi lebih murah," kata Kepala SMKN 1 Garut tersebut, Jumat (23/5).
Di Mekkah, katanya, banyak calon haji, termasuk dirinya, mendapat penginapan yang jauh dari Masjidilharam. Kondisi penginapan, katanya, layaknya barak dengan tempat tidur berjajar dan berdesakan. Tanpa pendingin ruangan, kamarnya hanya menggunakan baling-baling di langit-langit.
Dadang mengatakan jamaahnya pun harus menggunakan kendaraan untuk menuju Masjidilharam karena jaraknya dengan penginapan yang mencapai tiga kilometer. Jumlah armada bus pun, katanya, sangat terbatas dan akhirnya dia kerap berjalan kaki menuju masjid atau berdesakan dalam bus.
"Jamaah asal Malaysia itu armadanya banyak dan bagus, saat saya tanya harganya, ternyata jauh lebih murah. Kalau Malaysia dan Turki bisa negosiasi dengan Arab Saudi supaya pelayanan penginapan dan transportasi lebih bagus, kenapa Indonesia tidak. Ini malah biaya haji naik terus, tapi pelayanan tetap tidak berubah," katanya.
Pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Persis Kabupaten Garut, H Ena Sumpena MPdI, mengatakan secara garis besar, pelayanan haji selalu lebih baik setiap tahunnya. Namun, Ena mengatakan biaya haji yang telah disetorkan jutaan calon haji se-Indonesia yang kemudian disimpan di bank berjumlah mencapai triliunan rupiah.
Dengan besarnya jumlah uang setoran para calon haji yang menunggu untuk diberangkatkan pada 2014 sampai 2026 lebih ini, seharusnya pemerintah memberi pelayanan yang lebih pantas, di antaranya untuk penginapan dan transportasi.
"Contoh hal yang berubah jadi lebih baik adalah pelayanan saat di bandara, banyaknya tim pemandu haji di Tanah Suci, dan pelayanan transportasi gratis antar-jemput antara masjid dan penginapan sejak 2010, ini hasil negosiasi Indonesia dan Arab Saudi," katanya.
Ena mengatakan penginapan yang digunakan jamaah Malaysia dan Turki memang lebih bagus dari yang digunakan jamaah Indonesia. Ena berharap dana triliunan rupiah yang telah disetor calon jamaah haji digunakan untuk meningkatkan pelayanan dasar di Tanah Suci.
Kepala Seksi Urusan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, Irwan Nurjaman, mengatakan daftar tunggu haji di Kabupaten Garut mencapai sekitar 14 ribu calon haji. Artinya, jika mendaftar untuk berangkat haji bulan ini, baru bisa diberangkat pada 2016.
"Kuota calon haji Garut turun 20 persen dari 1.891 menjadi 1.513, sejak tahun lalu. Kami sedang menunggu pengumuman dari Presiden mengenai besaran biaya haji tahun ini. Kemudian calon haji tinggal melunasinya," katanya.
Irwan mengatakan, penetapan Menteri Agama RI, Suryadharma Ali, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa haji oleh KPK, tidak memengaruhi pelayanan haji di Kabupaten Garut. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
SDA Tersangka, Haji Garut Harap Pelayanan Jadi Lebih Layak
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2014/05/sda-tersangka-haji-garut-harap.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
SDA Tersangka, Haji Garut Harap Pelayanan Jadi Lebih Layak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
SDA Tersangka, Haji Garut Harap Pelayanan Jadi Lebih Layak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar