Oleh Tarsisius Sutomonaio
MESKIPUN belum sempurna, aplikasi Smart Energy menawarkan tiga cara menghemat penggunaan listrik di masa depan dengan pengendalian melalui ponsel. Aplikasi Smart Energy menawarkan occupancy censor.
"Listrik menyala hanya ketika alat sensor yang menggunakan infra red menangkap panas tubuh manusia. Sebaliknya, listrik padam bila tak ada orang di sekitar," ujar Herjuno (22), satu di antara pencipta aplikasi itu, Kamis (3/10).
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Fisika itu menciptakan aplikasi itu bersama seorang rekan seangkatan dan satu jurusan di kampus yang sama, Alkindi, dan mahasiswa magister Sistem Informasi ITB, Mirza, sejak Februari 2013.
Ketiganya menerima beasiswa dari Blackberry Indonesia dalam perayaan setahun usia Blackberry Innovation Center (BBIC) di Kampus ITB. Aplikasi Smart Energy membuka jalan untuk pengecekan (monitoring) penggunaan listrik melalui ponsel.
"Dengan monitoring, orang mengetahui pemakaian listrik melalui ponsel sekaligus memprediksi pemakaian listrik pada akhir bulan dengan melihat catatan penggunaan pada pertengahan bulan. Bahkan, ada alarm yang bisa membaca ada pemakaian listrik di luar kebiasaan," kata Herjuno.
Aplikasi yang sama juga berfungsi untuk mengontrol (controlling) penggunaan listrik melalui ponsel. Konsumen bisa menyalakan atau memadamkan listrik melalui ponsel tanpa batas jarak.
"Bahkan, dari Amerika sekalipun. Tidak ada batas radius tertentu asalkan ponsel tersambung dengan internet," ujarnya. Herjuno menyatakan penggunaan aplikasi bisa menghemat pemakaian listrik 10-30 persen. Sasaran utama aplikasi ini adalah korporasi.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi tujuan aplikasi itu diciptakan. Sejauh ini, ucapnya, PLN belum memiliki alat monitor penggunaan listrik yang real time mengakibatkan pemborosan.
"Misalnya, PLN punya kapasitas 2 gigawatt. Namun, konsumen menggunakan 2,1 gigawatt. Hal ini menyakibatkan listrik padam. PLN harus menyalakan lagi listrik dengan kapasitas berdasarkan permintaan konsumen itu," kata Herjuno.
Melalui pengecekan listrik real time, PLN bisa mengetahui kapasitas yang dibutuhkan konsumen sekaligus bisa menghitung jumlah pembangkit listrik yang bisa dimanfaatkan. "Energi Indonesia terus bertumbuh tapi tak terpakai dengan baik. Kita terlalu boros," ujar dia.
Aplikasi Smart Energy, ucapnya, juga untuk mengubah prilaku konsumen. "Komsumen selalu berpikir harus membayar berapa bukan memakai (listrik) berapa," katanya. Konsumen diajak untuk mengetahui penggunaan listrik melalui sensor hadir, pengecekan, dan pengotrolkan listrik di ponselnya.
"Kami berusaha melengkapi aplikasi itu dengan mencantumkan harga. Kami terus kembangkan untuk membuat informasi atau alarm apakah penggunaan listrik itu hemat, normal, atau boros. Semoga akhir tahun ini, jadi aplikasi yang sempurna," ujarnya. Meski belum menentukan harga, per device aplikasi itu diperkirakan berharga Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta. Semakin luas area sensor kehadiran, pengecekan, dan pengontrolan listrik, semakin tinggi punya harga alatnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kendalikan Tagihan Listrik dari Ponsel
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/10/kendalikan-tagihan-listrik-dari-ponsel.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kendalikan Tagihan Listrik dari Ponsel
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kendalikan Tagihan Listrik dari Ponsel
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar