Mempersoalkan Nazi?

Written By Unknown on Minggu, 21 Juli 2013 | 12.14

* Adityas AA, Wartawan Tribun

DISPARBUD Kota Bandung Kota Bandung akan memanggil Henry Mulyana pemilik  Soldatenkaffee di Komplek Paskal Hypersquare, Pasirkaliki. Alasannya sangat sederhana, karena kafe itu kental dengan nuansa Nazi pimpinan mendiang Adolf Hitler. Di Kafe itu bahkan terpasang bendera swastika lambang Nazi.

Nazi  kependekan dari nama organisasi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau National Socialist German Workers Party yang dipimpin Adolf Hitler sejak tahun 1920.

Masalah Soldatenkaffee menjadi mencolok karena  dipersoalkan sejumlah media asing, salah satunya bbc.co.uk.karena berhiaskan aksesori Nazi Jerman.

Kemudian Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan mengaku kaget dengan keberadaan Soldatenkaffee yang bernuansa Nazi. Apapun alasannya bisa memancing sentimen negatif dari pihak tertentu. Entah apa yang dimaksud Erwan dengan pihak-pihak tertentu itu?

Persoalannya apakah kita paham tentang arti sebuah hobi? Jika orang biasa hobi mancing dia ya tentu senang mengumpulkan aneka alat pancing, umpan, dan tahu tempat-tempat memancing yang asyik. Begitu pun yang suka mengoleksi mobil-mobilan.

Demikian juga tentang perang dunia kedua. Banyak orang yang hobi tentang segala hal berbau perang dunia kedua.Kita tahu perang dunia kedua memiliki sejumlah  negara dengan serdadunya yang khas. Ada tentara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, partisan dari Eropa Timur, Italia, Jepang, dan tentu saja Jerman yang saat itu di bawah Adolf Hitler.

Kesenangan akan memoribilia perang dunia kedua bisa berupa koleksi action figure tentara  Amerika Serikat, Inggris, Prancis,  Jepang, atau Jerman, atau mengoleksi benda-benda sisa erang dunia II. Ada pula yang senang mengumpulkan die cast tank atau kendaraan militer di era perang Dunia II, ada yang gemar mengumpulkan foto-foto perang dunia kedua, dan tidak sedikit yang mengoleksi biografi tokoh- tokoh perang dunia II, dan sebagainya.

Dalam perang dunia II memang ada tokoh yang dimusuhi oleh pihak sekutu, Yahudi, dan kaum Komunis, dialah Adolf Hitler dengan partai Nazi-nya.

Namun karena dimusuhi  itulah, film, buku, dan aneka aksesori tentang Adolf Hitler dan partai Nazi yang dipimpinnya banyak terdapat di dunia ini termasuk di Indonesia.

Sekitar tahun 1990-2000-an di tepi-tepi jalan di Bandung banyak dijual poster Adolf Hitler. Majalah Angkasa edisi koleksi beberapa kali memuat tentang Nazi dan ulasan soal alat-alat tempur Jerman pada era perang dunia II itu. Banyak pula buku tentang Adolf Hitler, bahkan buku Mein Kampf (perjuanganku) karya Hitler pun sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Lalu apa yang salah jika Henry menghias kafenya dengan aksesori perang dunia kedua khususnya aksesori tentara Jerman dengan Nazi-nya? Hal itu semata terkait  hobi dan kesenangannya akan perang dunia kedua, khususnya performa militer Nazi Jerman yang memang mengagumkan.

Justru Henry harusnya dimusuhi oleh orang Eropa, bukan oleh orang Indonesia sini

Apa pasal? karena bangsa Eropa umumnya menuding Nazi di bawah Adolf Hitler yang  melakukan holocaust  atau pembantaian massal terhadap Yahudi selama perang dunia kedua. Konon, Nazi Jerman dipercaya memusnahkan 5,6 sampai 5,9 juta orang Yahudi. Namun sejumlah sejarawan, termasuk mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, masih meragukan fakta holocaust tersebut.

Namun demikian saat ini, 10 dari 27 negara Uni Eropa, termasuk Jerman sudah menerapkan undang-undang yang melarang penolakan terhadap tragedi Holocaust tersebut. Artinya orang yang meragukan holocaust dan mendukung Nazi dianggap bersalah.

Tapi itu di Eropa. Apa hubungannya dengan di Indonesia, dan kenapa harus dipersoalkan?(*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Mempersoalkan Nazi?

Dengan url

http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/07/mempersoalkan-nazi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Mempersoalkan Nazi?

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Mempersoalkan Nazi?

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger