Selasa, 23 April 2013 11:51 WIB
"Menurut saya, untuk pemilihan langsung seperti sekarang ini. Kalau caleg tersebut benar-benar serius, dibutuhkan paling sedikit Rp1 miliar, kecuali kalau hanya iseng-iseng berhadiah," ujar Bambang, di Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Ia mengungkapkan, dana sebesar itu diperlukan untuk membiayai banyak hal. Pertama, akomodasi ke daerah pemilihan seperti transportasi dan penginapan. Bambang mengaku, paling tidak dua kali dalam sebulan mengunjungi daerah pemilihannya, Jawa Tengah VII, yang mencakup wilayah Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen.
"Paling tidak satu bulan dua kali sejak persaingan internal sebelum penyusunan DCS hingga Desember 2013. Sementara pada bulan Januari-April akan lebih intensif. Biasanya, caleg sudah menetap sekurangnya tiga bulan sebelum pemilu," kata Bambang.
Kedua, dana kampanye untuk biaya logistik seperti kaos, spanduk, kalender, umbul-umbul, baliho, iklan di media lokasi, alat peraga berupa kartu suara, lomba kesenian, dan lomba olahraga.
Ketiga, Bambang memaparkan, dana kampanye diperuntukkan untuk biaya bantuan sosial seperti perbaikan mushola, masjid, gereja, jalan desa, dan lain-lain.
Keempat, dana kampanye berupa biaya pengumpulan massa pada putaran terakhir masa kampanye.
"Kelima, ini yang berat yaitu biaya saksi di setiap TPS yang biasanya berkisar Rp50.000 hingga Rp100.000 per orang. Bayangkan di setiap dapil biasanya ada 5.000-10.000 TPS. Tinggal kalikan saja jumlah itu," kata anggota Komisi III DPR ini.
Menurut Bambang, dengan sistem politik seperti saat ini, ongkos politik yang akan dikeluarkan tidak murah. Persaingan internal maupun eksternal partai serta masa kampanye yang jauh lebih panjang. mau tidak mau akan memaksa para caleg merogoh "kocek" lebih dalam.
"Dalam sistem demokrasi pemilihan langsung, jujur harus dikatakan tidak ada caleg bisa terpilih dengan hanya modal dengkul. Paling tidak, selain modal ekonomi sesuai kemampuan masing-masing, untuk kebutuhan alat peraga dan operasional tim sukses juga dibutuhkan sekurang-kurangnya modal sosial dan modal politik," paparnya.
Ia melihat kerja-kerja politik dan kampanye sangat diuntungkan jika caleg sudah terkenal atau memiliki nama seperti artis, kyai, atau tokoh masyarakat. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Jadi Caleg Harus Siap Rogoh 'Kocek' Rp1 Miliar
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/04/jadi-caleg-harus-siap-rogoh-kocek-rp1.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jadi Caleg Harus Siap Rogoh 'Kocek' Rp1 Miliar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jadi Caleg Harus Siap Rogoh 'Kocek' Rp1 Miliar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar