Jumat, 1 Februari 2013 11:22 WIB
Setelah daging ayam, cabai merah juga mendorong inflasi sebesar 0,14 persen, telur ayam ras (0,10 persen), bawang merah (0,07 persen), dan cabai rawit dan beras masing-masing 0,06 persen.
"Daging ayam ras mengalami kenaikan harga paling tinggi kemungkinan karena langkanya daging sapi di pasaran. Daging tak ada, maka larilah ke daging ayam," ujar Kepala BPS Jabar, Gema Purwana dalam jumpa pers di Kantor BPS Jabar, Jumat (1/2).
Menurut Gema, dari tujuh kelompok pengeluaran, semua mengalami inflasi pada Januari 2013. Kelompok bahan makanan yang paling besar, yakni 3,51 persen. Posisi kedua disusul kelompok kesehatan (0,45 persen), kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,25 persen), kelompok sandang (0,18 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,12 persen), kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,05 persen), dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,01 persen).
Pada Januari 2013, Jabar mengalami inflasi sebesar 1,05 persen. Angka tersebut merupakan tertinggi dibandingkan bulan yang sama mulai 2009 sampai 2012. Malah pada Januari 2009, Jabar deflasi 0,28 persen. Januari 2010 (inflasi 0,77 persen), Januari 2011 (0,62 persen), dan Januari 2012 (0,79 persen). (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Daging Ayam Ras Pendorong Inflasi di Jabar
Dengan url
http://jabarsajalah.blogspot.com/2013/02/daging-ayam-ras-pendorong-inflasi-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Daging Ayam Ras Pendorong Inflasi di Jabar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Daging Ayam Ras Pendorong Inflasi di Jabar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar